Minggu, 25 September 2011

Visual Bascic


Visual Basic .Net

Microsoft Visual Basic .NET adalah sebuah alat untuk mengembangkan dan membangun aplikasi yang bergerak di atas sistem .
NET Framework, dengan menggunakan bahasa BASIC. Dengan menggunakan alat ini, para programmer 
dapat membangun aplikasi Windows Forms, Aplikasi web berbasis ASP.NET, dan juga aplikasi command-line.
 Alat ini dapat diperoleh secara terpisah dari beberapa produk lainnya
 (seperti Microsoft Visual C++Visual C#, atau Visual J#), atau juga dapat diperoleh secara terpadu 
dalam Microsoft Visual Studio .NET. Bahasa Visual Basic .NET sendiri menganut paradigma bahasa 
pemrograman berorientasi objek yang dapat dilihat sebagai evolusi dari Microsoft Visual Basic versi 
sebelumnya yang diimplementasikan di atas .NET Framework. Peluncurannya mengundang kontroversi, mengingat 
banyak sekali perubahan yang dilakukan oleh Microsoft, dan versi baru ini tidak kompatibel dengan versi terdahulu.

Versi

Terdapat tiga buah versi Visual Basic yang dirilis hingga bulan Agustus 2007, yakni:

[sunting]Visual Basic .NET 2002 (VB 7.0)

Versi pertama dari Visual Basic .NET adalah Visual Basic .NET 2002 yang dirilis pertama kali pada bulan Februari 2002. Visual Basic .NET 2002 merupakan sebuah bahasa pemrograman visual yang berbasis bahasa BASIC (sama seperti halnya Visual Basic 6.0, tetapi lebih disempurnakan dan lebih berorientasi objek), dan didesain untuk berjalan di atas Microsoft .NET Framework versi 1.0.
Versi 7.0 ini dirilis bersamaan dengan Visual C# dan ASP.NET. Bahasa C#, yang dianggap sebagai jawaban terhadap Java, mendapatkan perhatian yang lebih banyak dibandingkan dengan VB.NET yang kurang begitu banyak diulas. Hasilnya, sedikit orang di luar komunitas Visual Basic yang memperhatikan VB.NET. Versi pertama ini kurang mendapat sambutan yang bagus dari paraprogrammer, dan pada saat itu, program berbasis Visual Basic 6.0 sedang marak-maraknya dibuat. Para programmer yang mencoba Visual Basic .NET untuk pertama kali akan merasakan bahwa Visual Basic .NET sangatlah berbeda dibandingkan dengan Visual Basic sebelumnya. Contoh yang paling mudah adalah runtime engine yang lebih besar 10 kali lipat dibandingkan Visual Basic 6.0, dan juga meningkatkan beban di memori.

[sunting]Visual Basic .NET 2003 (VB 7.1)

Selanjutnya, pada bulan Maret 2003, Microsoft pun merilis lagi versi yang lebih baru dari Visual Basic .NET, Visual Basic .NET 2003. Versi ini berisi beberapa perbaikan dibandingkan dengan versi sebelumnya, dan aplikasi yang dibuatnya dapat berjalan di atas .NET Framework versi 1.1. Fitur yang ditambahkan adalah dukungan terhadap .NET Compact Framework dan mesin wizard upgradeVB6 ke VB.NET yang telah ditingkatkan. Peningkatan yang lainnya adalah peningkatan pada performa dan keandalan dari Integrated Development Environment (IDE) Visual Basic itu sendiri, dan jugaruntime engine.
Visual Basic .NET 2003 tersedia dalam beberapa jenis cita rasa: Professional, Enterprise Architect dan Academic Edition. Khusus untuk Visual Basic .NET 2003 Academic Edition, versi tersebut didistribusikan secara gratis untuk beberapa sekolah di dalam setiap negara; versi Professional dan Enterprise Architect merupakan produk komersial.

[sunting]Visual Basic 2005 (VB 8.0)

Setelah itu, Microsoft pun berkonsentrasi dalam mengembangkan Microsoft .NET Framework 2.0, dan tentunya alat bantu untuk membangun program di atasnya. Hingga pada tahun 2005, mereka pun merilis versi terbaru dari Visual Basic .NET, yang kali ini disebut dengan Visual Basic 2005 (dengan membuang kata ".NET"), bersama-sama dengan beberapa aplikasi pengembangan lainnya.
Untuk rilis 2005 ini, Microsoft menambahkan beberapa fitur baru, di antaranya adalah:
  • Edit and Continue
    Fitur ini sebelumnya terdapat di dalam Visual Basic, akan tetapi dihapus di dalam Visual Basic .NET. Dengan keberadaan fitur ini, para programmer dapat memodifikasi kode pada saat program dieksekusi dan melanjutkan proses eksekusi dengan kode yang telah dimodifikasi tersebut.
  • Evaluasi ekspresi pada saat waktu desain
  • Munculnya Pseudo-Namespace "My", yang menyediakan:
    • Akses yang mudah terhadap beberapa area tertentu dari dalam .NET Framework yang tanpanya membutuhkan kode yang sangat signifikan.
    • Kelas-kelas yang dibuat secara dinamis (Khusunya My form)
  • Peningkatan yang dilakukan terhadap konverter kode sumber dari Visual Basic ke Visual Basic .NET.
  • Penggunaan kata kunci (keyword) Using, yang menyederhanakan penggunaan objek-objek yang membutuhkan pola Dispose untuk membebaskan sumber daya yang sudah tidak terpakai.
  • Just My Code, yang menyembunyikan kode reusable yang ditulis oleh alat bantu Integrated Development Environment (IDE) Visual Studio .NET.
  • Pengikatan sumber data (Data Source binding), yang mampu mempermudah pengembangan aplikasi basis data berbasis klien/server.
Fungsi-fungsi yang tersebut di atas (khususnya My) ditujukan untuk memfokuskan Visual Basic .NET sebagai sebuah platform pengembangan aplikasi secara cepat dan "menjauhkannya" dari bahasaC#.
Bahasa Visual Basic 2005 memperkenalkan fitur-fitur baru, yakni:
  • Bawaan .NET Framework 2.0:
    • Generics
    • Partial class, sebuah metode yang dapat digunakan untuk mendefinisikan beberapa bagian dari sebuah kelas di dalam sebuah berkas, lalu menambahkan definisinya di lain waktu; sangat berguna khususnya ketika mengintegrasikan kode pengguna dengan kode yang dibuat secara otomatis.
    • Nullable Type
  • Komentar XML yang dapat diproses dengan menggunakan beberapa alat bantu seperti NDoc untuk membuat dokumentasi secara otomatis.
  • Operator overloading
  • Dukungan terhadap tipe data bilangan bulat tak bertanda (unsigne integer) yang umumnya digunakan di dalam bahasa lainnya.

[sunting]Visual Basic 9.0 (Visual Basic 2008)

Versi ini merupakan versi terbaru yang dirilis oleh Microsoft pada tanggal 19 November 2007, bersamaan dengan dirilisnya Microsoft Visual C# 2008, Microsoft Visual C++ 2008, dan Microsoft .NET Framework 3.5.
Dalam versi ini, Microsoft menambahkan banyak fitur baru, termasuk di antaranya adalah:

[sunting]Hubungan dengan Visual Basic klasik

Apakah Visual Basic .NET dianggap sebagai sebuah versi Visual Basic atau benar-benar bahasa yang berbeda merupakan sebuah topik perdebatan yang hangat. Hal ini dikarenakan sintaksis bahasa Visual Basic .NET tidak mengalami perubahan yang sangat drastis, dan hanya menambahkan beberapa dukungan fitur baru seperti penanganan eksepsi secara terstruktur dan ekspresi yang bisa di-short-circuit-kan. Dua perubahan tipe data pun terjadi saat berpindah ke Visual Basic .NET. Dibandingkan dengan Visual Basic 6.0, tipe data Integer yang dimiliki oleh Visual Basic .NET memiliki panjang dua kali lebih panjang, dari 16 bit menjadi 32 bit. Selain itu, tipe data Long  juga sama-sama berubah menjadi dua kali lipat lebih panjang, dari 32 bit menjadi 64 bit. Bilangan bulat 16-bit dalam Visual Basic .NET dinamakan dengan Short. Lagi pula, desainer GUI Windows Forms yang terdapat di dalam Visual Studio .NET atau Visual Basic .NET memiliki gaya yang sangat mirip dengan editor form Visual Basic klasik.
Jika sintaksis tidak banyak yang berubah, lain halnya dengan semantik, yang berubah secara signifikan. Visual Basic .NET merupakan sebuah bahasa pemrograman yang mendukung fitur "Bahasa Pemrograman Berorientasi Objek" secara penuh, karena memang didukung oleh arsitektur Microsoft .NET Framework, yang mengandung kombinasi dari Common Language Runtime dan Base Class Library. Visual Basic klasik, hanya merupakan sebuah bahasa pemrogaman berbasis objek, yang berjalan di atas arsitektur Component Object Model (COM).
Perubahan ini telah mengubah banyak asumsi tentang hal yang benar yang harus dilakukan dengan mempertimbangkan performa dan kemudahan untuk dipelihara. Beberapa fungsi dan pustaka perangkat lunak, yang ada di dalam Visual Basic klasik, kini tidak terdapat di dalam Visual Basic .NET; mungkin masih banyak yang masih terdapat di dalam Visual Basic .NET, tapi tidak seefisien apa yang ditawarkan oleh .NET Framework. Bahkan jika program Visual Basic klasik bisa dikompilasi dengan benar, sebagian besar program Visual Basic klasik harus melalui beberapa prosesrefactoring untuk mengadopsi fitur bahasa baru secara keseluruhan. Dokumentasi untuk ini pun tersedia di situs Microsoft[1].

[sunting]Contoh Pemrograman

Contoh program sederhana dalam bahasa Visual Basic .NET yang dipakai untuk menghitung jumlah pembayaran dari M_item buah barang dengan harga M_price per item ditambah 5% pajak penjualan: [2].
  Dim m_item, m_price, tax, total As double
  m_item = double.Parse(textBox1.Text)
  m_price = double.Parse(textBox2.Text)
  tax = 0.05
  total = m_item * m_price * (1 + tax)
  label5.Text = total.ToString()
  MessageBox.Show("Well Done.")
Berikut ini adalah contoh lain dari program Visual Basic yang menggunakan objek chek box dan combo box untuk menghitung jumlah kredit mata kuliah yang diambil oleh seorang mahasiswa (masing-masing mata kuliah = 3 kredit):
Dim total As Integer
total = 0 ' awal dari jumlah kredit total
If (CheckBox1.Checked = True) Then 'boleh memilih semua checkbox
            total += 3
        End If
        If (CheckBox2.Checked = True) Then
            total = total + 3
        End If
        If (CheckBox3.Checked = True) Then
            total = total + 3
        End If
If (ComboBox1.SelectedIndex = 0) Then 'hanya bisa memilih satu
            total = total + 3
        ElseIf (ComboBox1.SelectedIndex = 1) Then
            total = total + 3
        ElseIf (ComboBox1.SelectedIndex = 2) Then
            total = total + 3 
        End If
Label3.Text = CStr(total) ' hasil kredit total yang diambil

Rabu, 21 September 2011

Negeri Rambe


tugu-sumerhamTano Rambe atau Tanah Rambe didirikan oleh Alang Pardosi, bermarga Pohan, dari Balige sebagai bagian dari tanah Baru yang dibukannya di bagian Barat arah Pesisir Sumatera Utara. Raja Alang Pardosi membuka kawasan tersebut setelah memutuskan untuk hijrah dari Balige akibat friksi keluarga.
Salah satu anaknya kemudian diketahui membuka wilayah yang kemudian dikenal dengan nama Lobu Tua. Sebuah bandar yang dihuni oleh kebanyakan saudagar asing khususnya dari Tamil , India .
Rambe sendiri diyakini berasal dari sebuah buah tumbuhan yang banyak tumbuh di wilayah tersebut. Buah Rambe tersebut dimakan oleh istri seorang pendatang dari Dolok Sanggul yang telah lama belum mempunyai anak. Ajaibnya, setelah mengkonsumsi buah tersebut ternyata memebri kesuburan baginya sehingga pendatang tersebut memutuskan untuk menetap di wilayah tersebut dan menamakannya menjadi Tanah Rambe.
Keberadaan mereka yang sebelumnya tidak disadari oleh pengusa setempat, Raja Alang Pardosi, akhirnya berakhir saat Raja Alang Pardosi mewajibkan beberapa ketentuan pajak ‘adat’ kepada yang bersangkutan.
Pendatang tersebuta yang bernama Si Namora dari marga Simamora akhirnya harus patuh dengan ketentuan tersebut bila mana dia masih berkeinginan untuk menetap di tempat tersebut. Beberapa lama berselang, saat daerah tersebut berkembang menjadi pemukiman yang ramai dan banyak dikunjungi orang, terjadilah friksi antara keluarga pendatanag Si Namora dengan anak-anaknya, di antaranya bernama Si Purba dengan keluarga penguasa, yakni Alang Pardosi.
Takdir kemudian mengharuskan kedua keluarga ini untuk bersatu saat putera-putera Si Namora menikah dengan putri-putri Raja Alang Pardosi. Ternyata hal tersebut tidak dapat menahan gelombang realitas kehidupan antara keduanya, sehingga beberapa kali Si Purba yang sekarang masuk dalam lingkaran penguasa di daerah tersebut, mengkudeta sang mertua dan bahkan mengusirnya dari kursi kerajaan. Namun beberapa kali pula Raja Alang Pardosi dapat memulihkan kekuasaannya.
Kapan berdirinya Tanah Rambe
Sulit untuk memprediksi tahun berdirinya Tanah Rambe tersebut. Namun bila kita mengambil sebuah perbandingan bahwa Barus didirikan oleh keturunan anak Raja Alang Pardosi melalui Guru Marsakkot, dan Barus telah eksis dan terdengar namanya sebelum abad ke-2 M saat Ptolemeus dari Mesir berkunjung untuk urusan dagang maka Tanah Rambe mungkin saja telah eksis sebelum tahun-tahun Masehi.
Selain bukti kuat dari dokumentasi perjalanan Ptolemeus tersebut di Tanah Rambe masih terdapat beberapa situs-situs kuno, yang nampaknya belum pernah dieksplorasi, seperti situs Istana Raja Alang Pardosi di Gotting, Tukka. Juga terdapat perkuburan kuno dan patung-patung yang terbuat dari batu dari zaman megalitikum yang sudah tidak dimengerti oleh penduduk setempat mengapa dan apa makna patung tersebut, dan sayangnya, terbengkalai dan menjadi sasaran incaran para bandit-bandit kolektor yang akan menjualnya ke toke-toke Cina di Medan.
Bandit-bandit tersebut sejak tahun 1995, dengan menggunakan tangan penduduk setempat, berkeliaran di tempat-tempat bersejarah dan mencurinya tanpa sepengatahuan penduduk, yang saban tahun sering menjadikannya sebagai taman wisata tradisional, atau setidaknya tanpa sepengetahuan si pemilik tanah.
Pencurian itu diyakini melanda ratusan patung-patung megalitikum yang diyakini penduduk masih menyimpan kekuatan gaib. Tahun 2005, sebuah pencurian patung megalitikum dari sebuah situs berhasil digagalkan penduduk, namun sayang patungnya berhasil dibawa kabur dan dijual dengan harga ratusan juta rupiah.
Untuk sekedar informasi, pencurian patung-patung bernilai tinggi dari zaman kuno, bukan saja melanda Tanah Rambe tapi juga di Dairi. Namun, usaha pencurian di Dairi berhasil dihentikan setelah sebuah harian daerah memberitakan tertangkapnya beberapa orang Siantar yang berkeliaran di Dairi memburu patung-patung yang dijual ke Eropa dengan harga 150-an juta perbuah.
Persimpangan Peradaban
Tanah Rambe sejak berdirinya merupakan daerah yang bersifat urban karena letak geografisnya yang berda dalam persimpangan jalan tradisional. Satu arah jalan menuju ke Toba, satu lagi ke Singkil dan yang terakhir ke Barus.
Di Gotting, Tukka, tempat istana Raja Alang Pardosi mendirikan istananya, merupakan persimpangan dua aliran air yang akhirnya membentuk dua sungai yaitu Aek Sisira yang  mengarah ke Singkil dan yang satu lagi bernama Aek Sirahar mengarah ke Barus. Dengan mengikuti aliran singai-sungai tersebut para saudagar dari Toba dan Dairi serta sebaliknya dapat menjual produksi pertanian ke daerah pesisir yang menjadi pusat perekonomian regional yakni Singkil dan Barus.
Dairi sebagai pusat produksi kemenyan dan kapur merupakan daerah kaya yang selalu membutuhkan Tanah Rambe sebagai persinggahan. Orang-orang Barus juga sangat membutuhkan Tanah Rambe sebagai persinggahan menuju Toba yang menjadi pusat leluhur mereka. Bahkan diyakini Tanah Rambe dengan nama Pakkat juga menjadi tempat persinggahan bagi pembeli-pembeli logam mulia, emas dari pusat tambangnya di Dolok Pinapan sejak dahulu kala.
Maka wajarlah bila masayarakat Rambe sangat plural dan berpikiran terbuka dengan pengaruh dan perubahan zaman. Setiap individu masyarakat di tempat ini bahkan menguasai dua bahasa sekaligus yang jarang terjadi di Tanah Batak, yakni bahasa Batak Toba dan Dairi. Bahkan menurut cerita, para orang-orang tua setempat juga dapat berbahasa Melayu Pesisir, Karo dan Singkil.
Akibat lain dari letak yang strategis ini adalah, karakteristik majemuk yang selalu dimiliki oleh masyarakat khususnya dalam hal adat. Dengan terdapatnya berbagai jenis masyarakat maka adat yang dipakai sering kali menjadi campuran dari adat-adat yang baku, seperti Dairi, Aceh Singkil, Toba dan juga Barus yang telah banyak dipengaruhi oleh adat Minang.
Pluralisme adat tersebut melahirnya sebuah bentuk masyarakat yang sangat terbuka dengan kebudayaan dan peradaban asing. Salah satu buktinya adalah perkuburan Cina kuno yang masih terdapat di Panigoran, sebuah pusat pemakaman setempat, di mana kuburan orang-orang Cina menyatu dengan kuburan orang-orang setempat.
Walau orang-orang Cina sudah tidak ada lagi di tempat ini baik itu karena banyak dari mereka telah pindah ke kota-kota lain di Indonesia yang kaya maupun karena orang-orang Cina tersebut telah hilang akibat berasimilasi dengan penduduk dengan memakai marga dan telah lupa dengan bahasa nenek moyangnya, namun kemajemukan tersebut masih terasa sampai sekarang.
Tanah Rambe sendiri, walau dibuka pertama sekali oleh marga Pohan (atau Pardosi) sekarang kebanyakan dihuni oleh marga Purba dan Simamora, karena paska perdamaian dengan Raja Alang Pardosi, Raja Purba diijinkan menetap di Tanah Rambe karena mempunyai istri boru Pardosi Pohan. Orang-orang Pardosi, sebagai pembuka tanah masih terdapat di Tanah Rambe dengan jumlah yang sedikit.
Di wilayah sekitar Tanah Rambe terdapat beberapa huta yang dihuni oleh marga-marga yang berbeda seperti Siniang-Laksa oleh marga MarbunHuta Ambasang oleh marga Manalu dan lain sebagainya.
Tanah Rambe-Sebuah Situs Yang Belum Terjamah
Yang paling mengherankan dari Tanah Rambe ini adalah kekunoannya yang belum banyak terjamah oleh pakar-pakar arkeolog Indonesia . Padahal dengan kekayaan sejarah dan letaknya yang strategis dapat dipastikan bahwa di bawah perut bumi Tanah Rambe tersimpan benda-benda arkeologi yang sangat berharga. Dalam penelusuran penulis, banyak benda-benda pusaka yang dimiliki oleh masyarakat yang berasal dari nenek moyang masing-masing yang berbentuk ‘sangat aneh’ untuk ukuran setempat.
Misalnya anting-anting kuno, perhiasan-perhiasan yang bentuknya sangat artistik dan bentuknya aneh, pedang, pustaha laklak yang nampaknya tidak terurus oleh genarasi sekarang yang tidak berminat. Selain patung-patung megalitikum yang terbiarkan dan tak terurus karena penduduk tidak tahu siapa yang membangun dan apa fungsinya, di Tanah Rambe juga terdapat hunian-hunian lama atau huta-huta kuno yang sudah tidak berpenduduk lagi.
Sesekali, apabila petani mencoba menanaminya sering sekali menemukan benda-benda aneh yang sering kali menimbulkan kecurigaan mengenai keangkeran tempat tersebut. Padahal mungkin saja benda yang ditemukannya tersebut adalah benda arkeologi yang sangat mahal dan tempat tersebut merupakan hunian kuno orang-orang lama.
Karena letaknya yang strategis dan tempat persinggahan para pengelana, sudah barang tentu di sekitar jalan-jalan menuju tanah Rambe, sering sekali ditemukan benda-benda dalam bentuk batu dan logam yang diduga sebagai tempat persinggahan para pengelana dari kelelahan.
Argumentasi lainnya yang mendukung fakta-fakta kekayaan sejarah tersebut adalah terdapatnya seorang tokoh sejarah di Tukka yang sangat berpengaruh dalam sejarah peradaban Batak secara keseluruhan. Di antaranya adalah Raja Tuktung Pardosi, cucu dari Raja Alang Pardosi.
Kemasyhuran Raja Tuktung, seperti yang dicatat di “Hikayat Raja Tuktung” itu diyakini sebagai cerminan dari tingginya peradaban Batak di zamannya yang sudah barang tentu meninggalkan jejak-jejak sejarah yang mengagumkan. Setinggi apakah dan secanggih apakah kebudayaan saat itu belum pernah digali oleh para penikmat-penikmat sejarah Indonesia yang sangat kaya itu.